Sabtu, 14 September 2013



Adat suku bugis dalam pernikahan menggunakan adat soppeng


Mappacci adat suku bugis
Mappacci sebelumnya sangat disakralkan karena pernah diceritakan pasangan pria dan wanita yang cantik dan rupawan serta bergelimang harta akan menikah ditanah bugis namun tidak melakukan adat mappacci, karena menurutnya mappaccci merupakan hal yang kuno dan hanya dilakukan oleh para calon pasangan pengantin yang hidup di zaman tua. Setelah mereka menikah, mereka tidak memiliki keturunan, penyakit kulit dan kemiskinan menimpanya hingga akhir hidupnya. Mereka pun meninggal dengan rasa menyesal.
Sejak saat itu para pengantin pun yang akan menikah di tanah bugis wajib melakukan proses mappacci yang dilakukan demi keselamatan dan kesucian dari seorang pengantin. Mappaci artinya dalam bahasa Indonesia yakni mensucikan diri, yang berasal dari kata pacci bersih atau suci. Yang dilaksanakan oleh kedua mempelai botting dirumah masing-masing, dalam artian kedua mempelai mappaci sendiri-sendiri. Mappaci berlangsung di malam menjelang hari “H” perkawinan.
  Mappacci dilakukan tidak boleh sembarangan. Adapun tata caranya yaitu
Si mempelai di persilahkan duduk di pelaminan. Lalu didepannya diberi satu buah bantal sebagai simbol mappakalebbi (penghormatan), tujuh lembar sarung sutera sebagi simbol harga diri, daun pisang simbol hidup yang berkesinambungan, tujuh daun nangka sebagi simbol menas (harapan). Sepiring wenno (padi yang disangrai hingga mengembang) sebagai simbol berkembang baik, sebatang lilin yang berapi simbol penerangan, dan daun pacar yang ditumbuk dan dihaluskan sebagai simbol kesucian dan bekkeng (tempat pacci yang terbuat logam kuning) sebagai symbol penyatuan duan insan botting( pengantin).
Selanjutnya cara pelaksanaan adat ini, yakni satu persatu orang mengambil daun dari pacci dari dalam bekkeng kemudian mengusapkan ketelapak tangan mempelai dengan disertai doa. Saat sementara itu berjalan, indo botting (orang tua mempelai)  menghamburkan wenno ke mempelai.
Orang-orang yang di undang dalam mengusapkan pacci tadi, biasanya adalah keluarga, kerabat dekat dan orang-orang yang memiliki kedudukan sosial yang baik
                                                                                                                        

bahasa inggrisnya ....



Mappacci is a tribal of bugis

Mappacci previously very sacred because it had been told a couple of men and women who are beautiful and handsome and wallowing in wealth would marry bugis ground but do not do custom mappacci, because he mappaccci ancient and is only done by the prospective bride and groom were living in old age. After they were married, They do not have children, skin diseases and poverty befall him until the end of his life. They died with a sense of regret.

            since then The wedding was to be married in the land shall bugis mappacci process is done for the safety and purity of the bride. Mappaci in Indonesian means that purify themselves, which is derived from the Pacci clean or pure. Performed by the bride and groom at home botting respectively, in terms of both families mappaci alone. Mappaci took place on the eve of the day "H" marriage.

            Mappacci should not be done haphazardly. As of procedures that:

The bride in the wedding invite sitting. Then in front of him was given as a symbol of the fruit pillow mappakalebbi (respect), seven pieces of silk sarongs As with the symbol of self-esteem, banana leaf symbol sustainable living, seven As with jackfruit leaf symbol Menas (hope). Wenno plate (roasted until fluffy rice) as a symbol of well-developed, the flaming symbol of a candle lighting, and henna leaves are crushed and pulverized as symbol sanctity and bekkeng (Pacci place which made the yellow metal) as a symbol of union of two people botting (bride).

            Furthermore, how the implementation of this custom, which one by one people take a leaf out of the bekkeng Pacci then hand rubbed ketelapak bride, accompanied by prayer. Today while walking, indo botting (brides parents) to scatter wenno bride.
People will be invited to rub Pacci before, usually are family, close relatives and people who have good social standing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar